Senin, 17 Maret 2014

Ikan raja laut atau Coelacanth Di Laut dalam Manado

Ikan raja laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae(Comoro Coelacanth). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.


Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai nenek moyang tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan raja laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meskipun terkadang ikan purba ini bisa berada di kedalaman laut 200 meter.

Ikan raja laut (Coelacanth) telah dianggap punah pada 65 juta tahun yang silam. Ke-120 spesies hanya dikenali dari berbagai fosil yang ditemukan. Namun pada 1938, seekor coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di Chalumna, Afrika Selatan.

Jejak keberadaan ikan purba itu hanya diketahui berdasarkan fosil-fosil yang melekat di batuan sedimen. Namun temuan Dr Kasim Moosa (dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI), Dr. Mark Erdmann Ermand (Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat/AS), dan Dr Roy Caldwell (AS) seperti dimuat dalam jurnal ilmiah Nature, edisi September 1998 membalikkan fakta tersebut. Ikan berbobot sekitar 30 kg dan panjang 1 meter ini ternyata masih berkeliaran di Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Tentu saja dengan jumlah yang sangat minim alias langka.
 
Di dunia, ada dua spesies coelacanth, (Latimeria chalumnae dan Latimeria menadoensis). Spesies L. chalumnae ditemukan pertama kali di Kepulauan Komoro, Afrika, tahun 1938. Sedangkan Spesies L. menadoensis ditemukan pertama di Manado, Sulawesi Utara, tahun 1998.

Masyarakat lokal Manado menamainya ikan raja laut. Ikan tersebut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Sebenarnya ikan itu sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun dunia ilmu pengetahuan belum mengetahuinya.
Ikan raja laut secara fisik mirip coelacanth Komoro yang ditemukan 60 tahun lalu. Perbedaannya terdapat pada warna. Coelacanth yang ditemukan di Manado berwarna cokelat, sementara coelacanth Komoro berwarna biru baja.
 
Dari situlah kemudian diketahui ada populasi coelacanth yang kedua. Coelacanth tersebut terpisah, menyeberangi Samudera Hindia dan pulau-pulau di Indonesia barat sejauh kurang-lebih 10.000 km. Belakangan, berdasarkan analisis DNA-mitokondria dan isolasi populasi, beberapa peneliti Indonesia dan Perancis mengusulkan ikan raja laut sebagai spesies baru Latimeria menadoensis.

Pada bulan Mei 2007, seorang nelayan Indonesia kembali menangkap seekor coelacanth di lepas pantai Provinsi Sulawesi Utara. Ikan ini memiliki ukuran sepanjang 131 centimeter dengan berat 51 kg ketika ditangkap. Coelacanth juga ditemukan di Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar dan taman laut St. Lucia di Afrika Selatan.

Tidak ada komentar: