Ikan raja laut atau Coelacanth merupakan
ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang
dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth)
dan Latimeria chalumnae(Comoro Coelacanth). Sedangkan
berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.
Coelacanth adalah jenis
ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai nenek moyang
tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia.
Ikan raja laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di
bawah permukaan laut. Meskipun terkadang ikan purba ini bisa berada di
kedalaman laut 200 meter.
Ikan raja laut (Coelacanth) telah dianggap punah pada 65 juta
tahun yang silam. Ke-120 spesies hanya dikenali dari berbagai fosil yang
ditemukan. Namun pada 1938, seekor coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu
di Chalumna, Afrika Selatan.
Jejak keberadaan ikan purba itu hanya diketahui berdasarkan
fosil-fosil yang melekat di batuan sedimen. Namun temuan Dr Kasim Moosa (dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI), Dr. Mark Erdmann Ermand (Universitas
California, Berkeley, Amerika Serikat/AS), dan Dr Roy Caldwell (AS) seperti
dimuat dalam jurnal ilmiah Nature, edisi September 1998 membalikkan fakta
tersebut. Ikan berbobot sekitar 30 kg dan panjang 1 meter ini ternyata masih
berkeliaran di Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Tentu saja dengan jumlah
yang sangat minim alias langka.
Di dunia, ada dua spesies coelacanth, (Latimeria chalumnae dan
Latimeria menadoensis). Spesies L. chalumnae ditemukan pertama kali di Kepulauan
Komoro, Afrika, tahun 1938. Sedangkan Spesies L. menadoensis ditemukan pertama
di Manado, Sulawesi Utara, tahun 1998.
Masyarakat lokal Manado menamainya ikan raja laut. Ikan tersebut
tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara.
Sebenarnya ikan itu sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun dunia
ilmu pengetahuan belum mengetahuinya.
Ikan raja laut secara fisik mirip coelacanth Komoro yang ditemukan 60 tahun
lalu. Perbedaannya terdapat pada warna. Coelacanth yang ditemukan di Manado
berwarna cokelat, sementara coelacanth Komoro berwarna biru baja.
Dari situlah kemudian diketahui ada populasi coelacanth yang
kedua. Coelacanth tersebut terpisah, menyeberangi Samudera Hindia dan
pulau-pulau di Indonesia barat sejauh kurang-lebih 10.000 km. Belakangan,
berdasarkan analisis DNA-mitokondria dan isolasi populasi, beberapa peneliti
Indonesia dan Perancis mengusulkan ikan raja laut sebagai spesies baru
Latimeria menadoensis.
Pada bulan Mei 2007, seorang nelayan Indonesia kembali menangkap seekor
coelacanth di lepas pantai Provinsi Sulawesi Utara. Ikan ini memiliki ukuran
sepanjang 131 centimeter dengan berat 51 kg ketika ditangkap. Coelacanth juga
ditemukan di Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar dan taman laut St. Lucia di
Afrika Selatan.